Awalnya ku bisa bertahan
Namun perlahan ku tak tahan
Biar saja aku yang mengalah
Aku saja yang terluka
Biar hatiku yang kalah
Bahagia dengannya
Lepaskan saja diriku
Ku tak apa jika kau bahagia
***
Kalau harus memilih bertahan atau
melepaskan? Aku harus tahu penyebabnya. Bertahan dan melepaskan tidak semudah
membalik telapak tangan. Pun tidak mudah sekedar ucapan yang nantinya akan
disesali. Aku pernah melepaskan seseorang sudah tak pantas aku bersamanya. Pun aku
pernah bertahan dengan seseorang dengan segala sifat baik dan buruknya. Semua kembali
pada sebab akibat.
Kata pepatah, lepaskan sesuatu
yang memang tidak ingin digenggam. Karena semakin kamu genggam dia akan semakin
menyakitimu. Aku pernah melepaskan seseorang hanya karena satu sikap dan
ucapannya yang tidak bisa kulupakan. Kumaafkan tapi memohon kembali menangis
darahpun rasanya tak sudi. Aku mempunyai sikap dan itu yang tidak dia sadari
sejak awal mengenalku.
Tapi adakah melepas sesuatu atau
seseorang tanpa ada yang tersakiti? Rasanya mustahil, namanya melepaskan atau
dilepaskan ya sakit, misal sampai terjatuh.
Lantas bagaimana kau bertahan? Aku
tidak pernah melupakan kenangannya. Walau mungkin dia pun pernah menyebalkan
dan menyakiti. Bertahan dengan orang yang salah? Ya ambil saja hikmahnya. Mau bagaimana
lagi kan sudah terlanjur, tapi yakin bertahannya gak bakal lama hahaha. Toxic sih.
Namun bertahan dengan orang yang
kau inginkan tapi tak bisa memiliki? Banyakin sabar. Sudah. Kalau sudah gak
sabar dan tidak ingin bertahan? Ya ujung-ujungnya melepaskan kan? Sejatinya level
tertinggi mencintai itu mengikhlaskan, bukan sekedar melepaskan. Lepaskan dan
ikhlaskan, biar dia mendapatkan kebahagiannya walau tanpa kamu.
Hidup sesimple itu? Nyatanya
enggak hahaha. Berulang kali biar aku saja yang mengalah, biar aku tanggung luka
dan sakitnya. Tetap saja merajuk, mungkin dia sudah bosan dengan sikapku ini.
ya memang itu caraku biar dia bisa melepaskanku. Tapi yang ada, “ Sama aku kan
kamu belajar bertahan.”
Melepaskan atau bertahan, itu bagaimana kamu bersikap dan meyakinkan, bahwa layak untuk dipertahankan atau tidak. Termasuk dalam hal apapun. Jika kau melepaskan, yakinkan dirimu sudah kuat jiwa raga. Kalau bertahan, pastikan mentalmu kuat menghadapi segala sikapnya. Melepaskan seseorang demi kebahagiaannya jauh lebih baik. Dan aku memilih melepaskan dengan tidak berkomunikasi dengannya.
Lantas untuk apa bertahan tapi gak bahagia, eh pura-pura bahagia. kamuflase dong? kayak siapa? Tetangga sebelah.
"bertahan tapi gak bahagia" aku sedih bacanya :(
ReplyDelete