Sunday, August 14, 2022
Jalanan Menuju Senja
Wednesday, August 3, 2022
Sepenggal Cerpen Senja
Aku
menyusuri sebuah koridor panjang. ketika tepat di depan sebuah pintu, mataku
membentur pemandangan yang pilu. Lelaki teduh itu sedang merangkul bahu
perempuan cantik, dengan rambut tergerai sebahu lebih. Mereka menatapku dengan
senyum.
Hatiku
kian getir, sambil melambai tangan aku melempar senyum. Senyum kecut yang aku
tahan setengah mati agar tak tertangkap kecewaku. Perempuan itu, sepertinya
kukenal sekali. Yah, dia sahabatku yang mirip penyanyi jebolan kompetisi
pencari bakat instan.
Aku
menyeret langkah menuju ruangan atas. Kamar mungil yang sangat nyaman. Aku tak
sanggup menangis, tapi aku merindukan sesuatu yang membuncah hati. Menaiki
tangga dengan tergesa. Melempar tas sembarangan di atas ranjang dan bergegas
menuju balkon.
Aku
menatapnya tanpa suara.Namun bergemuruh di relung hatiku. Melenyapkan kejadian
yang baru aku lihat di bawah tadi. Angin sore menerpa wajahku perlahan.
memainkan ujung jilbab yang masih membebat kepalaku. Bola raksasa yang berpijar
itu perlahan di makan cakrawala. Menyisakan bias memukau mataku. Lirih bibirku
berseru..
"Aku
rindu kamu dan senja kita, cinta..."
Bunyi
Alarm memekak telinga tepat di sampingku. Kabut dan embun telah menyambut
sempurna.Saatnya luruh dalam sujud di hamparan sajadah-Nya
-
Na...nana...nana...nana... Na...nana...nana...nana... Kuawali hariku dengan mendoakanmu Agar selalu sehat dan bahagia di sana Sebe...
-
Berapa banyak aku mengenal orang? Tentu saja tak terhitung. Namun tidak semua yang kukenal akan bisa menjadi dekat. Aku orang yang tidak m...
-
Awalnya ku bisa bertahan Namun perlahan ku tak tahan Biar saja aku yang mengalah Aku saja yang terluka Biar hatiku yang kalah Ba...